1.
Transmiter
Merupakan
bagian yang terhubung dengan rangkaian input atau rangkaian kontrol. Pada
bagian ini terdapat sebuah LED infra merah (IR LED) yang berfungsi untuk
mengirimkan sinyal kepada receiver. Pada transmitter dibangun dari sebuah LED infra
merah. Jika dibandingkan dengan menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki
ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya yang dipancarkan oleh
LED infra merah tidak terlihat oleh mata telanjang.
2.
Receiver
Merupakan
bagian yang terhubung dengan rangkaian output atau rangkaian beban, dan berisi
komponen penerima cahaya yang dipancarkan oleh transmitter. Komponen penerima
cahaya ini dapat berupa photodioda atapun phototransistor. Pada bagian receiver
dibangun dengan dasar komponen phototransistor. Phototransistor merupakan suatu
transistor yang peka terhadap tenaga cahaya. Suatu sumber cahaya menghasilkan
energi panas, begitu pula dengan spektrum infra merah. Karena spekrum infra
mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya tampak, maka phototransistor
lebih peka untuk menangkap radiasi dari sinar infra merah.
Gambar 2.5 Skema Optocoupler
Saat dioda
menghantarkan arus, elektron lepas dari ikatannya karena memerlukan tenaga dari
catu daya listrik. Setelah elektron lepas, banyak elektron yang bergabung
dengan lubang yang ada di sekitarnya (memasuki lubang lain yang kosong). Pada
saat masuk lubang yang lain, elektron melepaskan tenaga yang akan diradiasikan
dalam bentuk cahaya, sehingga dioda akan menyala atau memancarkan cahaya pada
saat dilewati arus. Cahaya infra merah yang terdapat pada optocoupler tidak
perlu lensa untuk memfokuskan cahaya karena dalam satu chip mempunyai jarak
yang dekat dengan penerimanya. Pada optocoupler yang bertugas sebagai penerima
cahaya infra merah adalah fototransistor. Fototransistor merupakan komponen
elektronika yang berfungsi sebagai detektor cahaya infra merah. Detektor cahaya
ini mengubah efek cahaya menjadi sinyal listrik.. (http://jaenal91.wordpress.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar